Cara Merawat Drum Brake Mobil agar Tetap Optimal dan Aman
Drum brake mobil, atau rem tromol, adalah salah satu jenis sistem pengereman yang banyak digunakan pada kendaraan, terutama pada roda belakang mobil. Sistem pengereman ini bekerja dengan cara mendorong sepatu rem (brake shoe) ke arah dalam dinding tromol (drum), menciptakan gesekan yang memperlambat atau menghentikan kendaraan. Meskipun kini sistem rem cakram (disc brake) lebih umum pada mobil modern, drum brake masih digunakan karena menawarkan daya tahan lebih lama dan efisiensi biaya, terutama dalam pemakaian jangka panjang pada mobil-mobil kompak atau komersial.
Admin Mutiara Car Care akan membahas mengenai drum brake memiliki keunggulan dalam hal ketahanan terhadap keausan, terutama di lingkungan yang banyak menggunakan rem, seperti pada kendaraan berat atau yang sering membawa beban. Sistem ini juga memiliki desain yang lebih tertutup, sehingga lebih terlindungi dari debu atau kotoran yang bisa memengaruhi kinerja pengereman. Memahami cara kerja dan kelebihan drum brake mobil sangat penting bagi pemilik kendaraan untuk memastikan perawatan yang tepat dan menjaga performa rem tetap optimal, terutama dalam kondisi jalan yang berat.
Cara Kerja Drum Brake Mobil

Drum brake (rem tromol) merupakan sistem pengereman yang menggunakan gaya gesekan untuk memperlambat atau menghentikan kendaraan. Sistem ini bekerja dengan menekan sepatu rem (brake shoes) ke bagian dalam dari drum yang berputar bersama roda, menciptakan gesekan yang mengurangi kecepatan putaran roda hingga kendaraan berhenti. Cara kerja drum brake memanfaatkan prinsip hidraulik, di mana tekanan dari pedal rem diteruskan ke silinder roda yang menggerakkan sepatu rem. Berikut penjelasan tentang cara kerja drum brake mobil, termasuk bagaimana sistem ini diaktifkan, mekanisme hidraulik yang terlibat, serta langkah-langkah pengereman:
1. Prinsip Dasar Cara Kerja Drum Brake
Drum brake bekerja dengan cara memanfaatkan gesekan mekanis antara sepatu rem dan drum rem untuk mengurangi kecepatan kendaraan. Ketika pengemudi menekan pedal rem, sistem hidraulik mengirimkan tekanan fluida ke silinder roda yang kemudian menekan sepatu rem ke drum rem yang berputar. Gesekan yang dihasilkan antara permukaan sepatu rem dan drum memperlambat roda dan akhirnya menghentikan mobil.
2. Langkah-Langkah Cara Kerja Drum Brake
Sistem drum brake bekerja melalui beberapa tahapan berikut:
a. Tekanan pada Pedal Rem
- Ketika pengemudi menekan pedal rem, sistem rem akan memulai proses pengereman. Tekanan yang diterapkan pada pedal rem akan meningkatkan tekanan fluida dalam sistem hidraulik kendaraan. Pedal rem terhubung ke master silinder, yang berfungsi untuk mendorong fluida rem ke seluruh sistem pengereman.
b. Transmisi Tekanan Melalui Sistem Hidraulik
- Master silinder mendorong fluida rem ke dalam pipa rem yang mengarah ke silinder roda di setiap rem. Karena sistem pengereman menggunakan prinsip hidraulik, tekanan yang diterapkan pada fluida akan merata ke seluruh bagian sistem. Ini memastikan bahwa setiap roda menerima jumlah tekanan yang sama untuk pengereman yang seimbang.
c. Aktivasi Silinder Roda
- Di dalam drum brake, terdapat silinder roda (wheel cylinder) yang terletak di antara sepatu rem. Ketika tekanan fluida mencapai silinder roda, dua piston di dalam silinder akan terdorong keluar. Piston ini mendorong kedua sepatu rem (brake shoes) ke arah drum rem.
d. Gesekan antara Sepatu Rem dan Drum
- Ketika sepatu rem terdorong ke luar, mereka akan menekan permukaan bagian dalam drum rem. Drum berputar bersama dengan roda, dan ketika sepatu rem ditekan ke drum, gesekan dihasilkan antara permukaan sepatu rem dan drum yang berputar.
- Gesekan ini menciptakan gaya pengereman yang memperlambat rotasi drum. Semakin kuat tekanan pada pedal rem, semakin besar gesekan yang dihasilkan, sehingga roda akan semakin lambat berputar hingga akhirnya berhenti.
e. Pelepasan Pengereman
- Setelah pengemudi melepaskan pedal rem, tekanan fluida di dalam sistem hidraulik akan berkurang. Pegas pengembali (return spring) yang ada di dalam sistem drum brake akan menarik sepatu rem kembali ke posisi semula, menjauhi drum. Ini memastikan bahwa tidak ada gesekan antara sepatu rem dan drum saat pedal rem dilepaskan, sehingga roda bisa kembali berputar dengan bebas.
3. Komponen yang Berperan dalam Cara Kerja Drum Brake
Untuk memahami lebih lanjut bagaimana drum brake bekerja, penting untuk mengetahui komponen-komponen utama yang terlibat dalam proses pengereman:
a. Drum Rem (Brake Drum)
- Drum rem adalah bagian yang berputar bersama roda dan menjadi tempat di mana sepatu rem melakukan kontak untuk menciptakan gesekan. Bagian dalam drum adalah permukaan gesek untuk sepatu rem.
b. Sepatu Rem (Brake Shoes)
- Sepatu rem adalah komponen yang menekan permukaan drum untuk menciptakan gesekan. Sepatu rem terbuat dari material yang tahan panas dan keausan, karena mereka sering bersentuhan dengan drum dan menghasilkan panas yang signifikan selama pengereman.
c. Silinder Roda (Wheel Cylinder)
- Silinder roda mengubah tekanan fluida hidraulik menjadi gerakan mekanis. Di dalam silinder roda terdapat dua piston yang mendorong sepatu rem ke drum saat fluida rem dipaksa masuk ke dalam silinder.
d. Pegas Pengembali (Return Spring)
- Pegas pengembali digunakan untuk menarik sepatu rem kembali ke posisi semula setelah pedal rem dilepaskan. Ini mencegah sepatu rem terus menekan drum dan menghasilkan gesekan yang tidak diinginkan ketika rem tidak digunakan.
e. Master Silinder
- Master silinder adalah komponen utama dalam sistem hidraulik yang mendorong fluida rem ketika pedal rem ditekan. Master silinder bertanggung jawab untuk menghasilkan tekanan dalam sistem dan mengirimkannya ke silinder roda.
4. Pengereman Berbasis Hidraulik
Sistem hidraulik dalam drum brake memungkinkan distribusi tekanan yang merata ke semua roda yang memiliki drum brake. Sistem ini menggunakan fluida rem, yang tidak bisa dimampatkan, untuk mentransmisikan gaya dari pedal rem ke sepatu rem di setiap roda. Karena tekanan fluida yang diterapkan secara merata, sistem hidraulik memastikan bahwa pengereman bekerja secara efisien di seluruh roda yang terhubung dengan drum brake.
a. Keuntungan Penggunaan Hidraulik
- Efisiensi Transmisi Gaya: Sistem hidraulik sangat efisien dalam mentransmisikan gaya karena fluida tidak bisa dimampatkan. Ini memastikan respons yang cepat dan pengereman yang kuat.
- Distribusi Tekanan Merata: Sistem ini memungkinkan tekanan yang merata ke setiap rem, mengurangi kemungkinan satu roda berhenti lebih cepat dari roda lainnya, sehingga menjaga stabilitas kendaraan.
5. Gesekan dan Pembuangan Panas
a. Proses Gesekan
- Ketika sepatu rem ditekan ke drum, gesekan mekanis dihasilkan antara kedua permukaan. Gesekan ini bertanggung jawab untuk memperlambat roda. Namun, gesekan juga menghasilkan panas yang dapat mempengaruhi kinerja drum brake jika tidak dikelola dengan baik.
b. Pembuangan Panas
- Pembuangan panas adalah salah satu tantangan dalam sistem drum brake. Karena drum brake terletak di dalam casing tertutup, panas yang dihasilkan selama pengereman bisa terperangkap, menyebabkan drum brake overheating atau brake fade. Ini adalah salah satu kelemahan utama drum brake dibandingkan rem cakram, yang lebih efektif dalam pembuangan panas.
6. Efisiensi Pengereman dan Desain Mekanis
a. Efisiensi Pengereman
- Efisiensi pengereman dalam drum brake bergantung pada kekuatan gesekan antara sepatu rem dan drum. Desain drum brake memungkinkan pengereman yang lebih lembut namun lebih kuat pada roda belakang, sehingga sering digunakan pada kendaraan yang tidak membutuhkan pengereman intensif di keempat roda.
b. Desain Mekanis Drum Brake
- Drum brake menggunakan prinsip keuntungan mekanis yang dihasilkan oleh gesekan dan tekanan fluida. Komponen-komponen seperti sepatu rem, silinder roda, dan drum dirancang untuk memberikan pengereman yang stabil dan terkendali, meskipun responsnya tidak secepat sistem rem cakram.
7. Kelemahan Cara Kerja Drum Brake
Meskipun drum brake bekerja dengan baik untuk kendaraan tertentu, sistem ini memiliki beberapa kelemahan dibandingkan dengan sistem pengereman modern lainnya:
a. Pembuangan Panas yang Kurang Efektif
- Drum brake cenderung menyimpan panas selama pengereman berat atau berulang. Pembuangan panas yang buruk ini dapat menyebabkan penurunan efisiensi pengereman ketika drum brake mulai panas berlebihan, yang dikenal sebagai brake fade.
b. Respon Pengereman yang Lebih Lambat
- Karena desain mekanisnya yang lebih kompleks, drum brake memiliki respon pengereman yang lebih lambat dibandingkan dengan rem cakram. Ini bisa menjadi masalah dalam situasi yang membutuhkan pengereman darurat atau pengereman cepat.
c. Perawatan yang Lebih Kompleks
- Drum brake memiliki lebih banyak komponen internal yang memerlukan perawatan rutin, seperti penggantian sepatu rem, pembersihan, dan pengecekan silinder roda. Ini membuat perawatan drum brake lebih rumit dibandingkan dengan rem cakram.
Kelebihan dan Kekurangan Drum Brake Mobil

Drum brake atau rem tromol adalah salah satu jenis sistem pengereman yang banyak digunakan pada mobil, terutama di roda belakang kendaraan. Sistem ini bekerja dengan menekan sepatu rem ke permukaan dalam drum rem, menciptakan gesekan yang memperlambat putaran roda hingga kendaraan berhenti. Meski rem tromol telah digunakan selama beberapa dekade dan masih ditemukan di berbagai kendaraan modern, sistem ini memiliki kelebihan dan kekurangan dibandingkan dengan rem cakram yang lebih umum digunakan di roda depan. Berikut adalah penjelasan mengenai kelebihan dan kekurangan drum brake mobil, yang mencakup aspek performa, biaya, perawatan, dan aplikasi dalam dunia otomotif:
Kelebihan Drum Brake Mobil
Drum brake memiliki beberapa kelebihan yang membuatnya tetap digunakan di beberapa jenis kendaraan, terutama di roda belakang. Berikut adalah beberapa kelebihan utama dari drum brake:
1. Biaya Lebih Rendah
- Drum brake umumnya lebih murah untuk diproduksi dan dipasang dibandingkan dengan rem cakram. Hal ini disebabkan oleh desainnya yang lebih sederhana dan penggunaan material yang lebih murah. Selain itu, komponen seperti sepatu rem biasanya lebih terjangkau dibandingkan dengan kampas rem pada rem cakram.
- Biaya penggantian dan perbaikan drum brake juga cenderung lebih rendah, menjadikannya pilihan yang ekonomis bagi produsen kendaraan dan pemilik mobil.
2. Mampu Menangani Beban Pengereman Berat
- Drum brake memiliki area gesekan yang lebih besar dibandingkan dengan rem cakram, yang memungkinkan sistem ini menangani beban pengereman yang lebih berat. Oleh karena itu, drum brake sering digunakan pada kendaraan berat seperti truk dan bus, yang memerlukan daya pengereman yang kuat dan konsisten.
- Pada kecepatan rendah atau pengereman jangka panjang, drum brake menunjukkan ketahanan yang baik dalam menahan beban pengereman.
3. Lebih Efektif sebagai Rem Parkir (Parking Brake)
- Karena sifat mekanisnya, drum brake lebih efektif digunakan sebagai rem parkir dibandingkan dengan rem cakram. Drum brake dapat menahan kendaraan dalam posisi diam dengan lebih baik karena sepatu rem tetap terhubung dengan drum ketika rem parkir diaktifkan.
- Oleh karena itu, banyak kendaraan menggunakan drum brake di roda belakang khusus untuk keperluan rem parkir, meskipun kendaraan tersebut mungkin menggunakan rem cakram di bagian depan.
4. Tertutup dan Terlindung dari Kotoran
- Desain tertutup dari drum brake memberikan perlindungan lebih baik terhadap debu, kotoran, lumpur, dan kelembapan dibandingkan dengan rem cakram yang lebih terbuka. Hal ini membuat drum brake cocok untuk digunakan di lingkungan yang kotor atau berlumpur, seperti pada kendaraan yang sering digunakan di medan off-road atau lingkungan kerja berat.
- Karena tertutup, drum brake lebih terlindungi dari korosi dan paparan cuaca ekstrem, yang dapat memperpanjang umur komponen rem.
5. Performa Stabil di Roda Belakang
- Drum brake umumnya digunakan di roda belakang kendaraan karena cocok untuk mengelola beban pengereman di bagian belakang mobil, yang cenderung lebih ringan saat pengereman dibandingkan bagian depan. Rem tromol menawarkan performa pengereman yang stabil dalam situasi pengereman normal sehari-hari, terutama pada kendaraan yang tidak memerlukan pengereman ekstrem.
Kekurangan Drum Brake Mobil
Meskipun memiliki beberapa kelebihan, drum brake juga memiliki beberapa kelemahan yang membuatnya kurang ideal untuk aplikasi tertentu. Berikut adalah kekurangan utama dari drum brake:
1. Pembuangan Panas yang Buruk (Overheating)
- Salah satu kelemahan utama drum brake adalah pembuangan panas yang tidak efisien. Selama pengereman, gesekan antara sepatu rem dan drum menghasilkan panas, dan karena drum brake bersifat tertutup, panas cenderung terperangkap di dalam drum. Akumulasi panas ini dapat menyebabkan overheating, yang mengurangi efektivitas pengereman atau dikenal sebagai brake fade.
- Brake fade terjadi ketika drum brake terlalu panas dan kehilangan kemampuan untuk menciptakan gesekan yang cukup untuk menghentikan kendaraan dengan efisien. Ini bisa menjadi masalah serius, terutama saat kendaraan digunakan untuk pengereman berulang atau berkepanjangan, seperti menuruni bukit curam.
2. Respon Pengereman yang Lebih Lambat
- Respon pengereman drum brake tidak secepat atau seakurat rem cakram. Hal ini disebabkan oleh desain mekanis drum brake yang lebih kompleks, yang memerlukan lebih banyak waktu untuk menyalurkan gaya pengereman dari pedal ke sepatu rem. Ini membuat drum brake kurang ideal dalam situasi di mana pengereman cepat dan responsif diperlukan, seperti pengereman darurat pada kecepatan tinggi.
- Di sisi lain, rem cakram menawarkan pengereman yang lebih langsung karena gaya yang diterapkan pada pedal rem langsung bekerja pada kampas rem yang bersentuhan dengan cakram.
3. Perawatan yang Lebih Rumit
- Perawatan drum brake cenderung lebih rumit dibandingkan rem cakram. Karena sistemnya tertutup, diperlukan lebih banyak usaha untuk membuka drum dan mengakses komponen internal seperti sepatu rem, silinder roda, dan pegas pengembali. Penggantian sepatu rem dan pembersihan drum juga memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan penggantian kampas pada rem cakram.
- Selain itu, drum brake cenderung mengumpulkan lebih banyak debu dari gesekan sepatu rem, yang dapat mengurangi kinerjanya jika tidak dibersihkan secara rutin.
4. Efisiensi yang Kurang pada Kecepatan Tinggi
- Drum brake kurang efisien pada kecepatan tinggi dibandingkan rem cakram. Karena panas yang terperangkap dalam drum saat pengereman berat atau pada kecepatan tinggi, kemampuan drum brake untuk memperlambat kendaraan bisa berkurang secara signifikan. Ini menjadi masalah pada mobil performa tinggi atau mobil sport yang sering kali memerlukan pengereman cepat dan kuat.
- Rem cakram, dengan desain yang lebih terbuka, dapat mengeluarkan panas lebih baik, sehingga lebih cocok untuk digunakan dalam pengereman berkecepatan tinggi.
5. Penurunan Kinerja Saat Basah
- Drum brake lebih rentan terhadap kelembapan. Jika drum rem terkena air, baik dari hujan maupun kondisi jalan basah, kinerja pengereman dapat terganggu karena gesekan antara sepatu rem dan drum menjadi berkurang. Meskipun drum brake lebih terlindungi dari lumpur dan kotoran, air masih bisa masuk ke dalam drum dan menyebabkan masalah pengereman.
- Hal ini membuat rem tromol kurang andal dalam kondisi cuaca basah dibandingkan rem cakram, yang cenderung lebih cepat mengering dan kembali berfungsi dengan baik setelah terkena air.
Masalah Umum dan Perawatan Drum Brake Mobil

Drum brake (rem tromol) adalah salah satu jenis sistem pengereman yang sering digunakan pada kendaraan, terutama di roda belakang. Meskipun drum brake dikenal tahan lama dan efisien dalam beberapa aplikasi, sistem ini tidak luput dari masalah dan memerlukan perawatan rutin untuk memastikan kinerjanya tetap optimal. Masalah umum yang sering muncul pada drum brake umumnya berkaitan dengan keausan komponen, akumulasi panas, atau kontaminasi kotoran. Namun, dengan perawatan yang tepat, masalah-masalah tersebut dapat diminimalisir. Berikut adalah penjelasan tentang masalah umum pada drum brake dan bagaimana melakukan perawatan yang tepat untuk menjaga sistem pengereman tetap berfungsi secara maksimal:
Masalah Umum pada Drum Brake Mobil
Beberapa masalah umum yang sering terjadi pada drum brake adalah:
1. Keausan Sepatu Rem (Brake Shoes)
- Keausan sepatu rem adalah masalah yang paling umum terjadi pada drum brake. Sepatu rem adalah komponen yang terus-menerus bergesekan dengan drum selama pengereman, sehingga material gesek (brake lining) pada sepatu rem akan mengalami keausan seiring waktu. Jika tidak diganti, keausan sepatu rem bisa menyebabkan pengereman menjadi kurang efektif dan bahkan menyebabkan kerusakan pada drum rem.
- Tanda sepatu rem yang sudah aus adalah penurunan daya pengereman dan munculnya suara berdecit atau suara gesekan ketika rem digunakan.
2. Brake Fade atau Overheating
- Brake fade terjadi ketika drum brake mengalami overheating karena pengereman yang berulang atau intens. Gesekan yang terus-menerus antara sepatu rem dan drum menghasilkan panas, dan jika drum brake tidak mampu membuang panas dengan cukup efisien, suhu yang terlalu tinggi dapat mengurangi gesekan antara sepatu rem dan drum. Hal ini menyebabkan pengereman menjadi kurang efektif atau bahkan hilangnya daya pengereman sementara.
- Masalah ini lebih sering terjadi ketika kendaraan digunakan untuk menuruni bukit panjang atau saat pengemudi sering melakukan pengereman mendadak pada kecepatan tinggi.
3. Penumpukan Debu dan Kotoran
- Meskipun drum brake terlindungi dari kotoran luar, debu rem yang berasal dari gesekan antara sepatu rem dan drum dapat menumpuk di dalam drum. Penumpukan ini dapat menyebabkan penurunan kinerja rem, rem yang terasa keras atau kasar saat digunakan, serta meningkatkan keausan komponen rem.
- Kotoran lain, seperti lumpur atau air, juga bisa masuk ke dalam drum melalui celah-celah kecil, terutama saat kendaraan sering digunakan di jalanan berlumpur atau basah.
4. Suara Berdecit atau Berdengung
- Suara berdecit atau berdengung yang muncul saat pengereman sering disebabkan oleh keausan sepatu rem, penumpukan debu, atau komponen yang tidak terpasang dengan benar. Ketika material gesek pada sepatu rem sudah terlalu tipis atau habis, gesekan antara logam sepatu rem dengan drum bisa menimbulkan suara yang mengganggu.
- Suara berdecit juga bisa disebabkan oleh pegas pengembali yang lemah, yang menyebabkan sepatu rem tidak kembali ke posisi semula dengan benar setelah pengereman.
5. Kebocoran Fluida Rem
- Kebocoran fluida rem pada drum brake biasanya terjadi di silinder roda (wheel cylinder). Silinder roda berfungsi untuk mendorong sepatu rem ke arah drum menggunakan tekanan fluida, dan jika terjadi kebocoran, tekanan hidraulik akan berkurang, yang menyebabkan pengereman menjadi tidak efektif atau lemah.
- Kebocoran fluida rem bisa ditandai dengan munculnya cairan di sekitar drum brake atau penurunan drastis pada level fluida rem di dalam reservoir.
6. Pegas Pengembali yang Lemah atau Rusak
- Pegas pengembali (return spring) bertanggung jawab untuk menarik sepatu rem kembali ke posisi semula setelah pengereman. Jika pegas pengembali menjadi lemah atau rusak, sepatu rem mungkin tidak kembali ke posisi semula dengan benar, menyebabkan gesekan terus-menerus dengan drum dan mengakibatkan keausan berlebihan serta overheating.
7. Permukaan Drum yang Tidak Rata
- Permukaan drum yang tidak rata atau cacat akibat penggunaan jangka panjang atau pengereman yang keras bisa menyebabkan vibrasi atau getaran saat rem digunakan. Hal ini terjadi karena sepatu rem tidak menekan drum secara merata, sehingga menghasilkan pengereman yang tidak konsisten dan getaran yang terasa di pedal rem.
Perawatan Drum Brake Mobil
Agar drum brake berfungsi dengan baik dan terhindar dari masalah umum, diperlukan perawatan rutin. Perawatan yang tepat dapat memperpanjang umur komponen dan menjaga kinerja pengereman tetap optimal. Berikut adalah langkah-langkah perawatan drum brake:
1. Pemeriksaan dan Penggantian Sepatu Rem
- Sepatu rem perlu diperiksa secara rutin untuk mendeteksi tanda-tanda keausan. Jika material gesek (brake lining) pada sepatu rem sudah menipis, penggantian segera diperlukan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada drum.
- Sepatu rem yang aus atau habis dapat menyebabkan gesekan antara logam sepatu rem dan drum, yang tidak hanya merusak drum tetapi juga menurunkan efektivitas pengereman.
- Penggantian sepatu rem biasanya disarankan setiap 20.000 hingga 30.000 km, tergantung pada kondisi jalan dan gaya berkendara.
2. Pembersihan Drum dan Komponen Rem
- Debu rem dan kotoran lain dapat menumpuk di dalam drum, yang dapat mempengaruhi kinerja pengereman. Oleh karena itu, pembersihan rutin drum brake sangat penting untuk menjaga kinerjanya. Gunakan pembersih rem untuk membersihkan drum, sepatu rem, dan komponen lain dari debu dan kotoran.
- Pastikan untuk memeriksa kondisi permukaan drum saat membersihkan. Jika ada cakram goresan atau permukaan tidak rata, drum mungkin perlu diperbaiki (dilakukan proses skir drum) atau diganti.
3. Pemeriksaan Silinder Roda
- Silinder roda (wheel cylinder) yang bocor dapat menyebabkan hilangnya tekanan hidraulik, yang mengakibatkan pengereman menjadi tidak efektif. Oleh karena itu, penting untuk memeriksa silinder roda secara berkala untuk memastikan tidak ada kebocoran fluida rem.
- Jika ditemukan kebocoran, penggantian silinder roda harus segera dilakukan untuk mencegah kegagalan rem. Selain itu, pastikan untuk memeriksa level fluida rem di reservoir secara rutin.
4. Pelumasan Komponen yang Tepat
- Beberapa bagian drum brake seperti pivot point dan adjuster memerlukan pelumasan agar bergerak dengan lancar. Pastikan untuk menggunakan pelumas yang direkomendasikan dan jangan berlebihan dalam mengaplikasikannya, karena pelumas yang berlebihan bisa menyebabkan kontaminasi pada sepatu rem atau drum, yang akan mengurangi daya pengereman.
5. Pemeriksaan Pegas Pengembali
- Pegas pengembali harus diperiksa secara berkala untuk memastikan tidak ada keausan atau kerusakan. Jika pegas terlihat lemah atau terganggu, sebaiknya diganti. Pegas yang rusak dapat menyebabkan sepatu rem tetap menyentuh drum setelah pedal rem dilepaskan, yang bisa mempercepat keausan dan menyebabkan rem overheating.
6. Penyetelan Rem (Brake Adjustment)
- Sepatu rem perlu disetel secara berkala untuk memastikan jaraknya tetap ideal dengan drum. Automatic adjuster pada drum brake akan menyesuaikan jarak secara otomatis seiring keausan sepatu rem, namun penyetelan manual mungkin masih diperlukan pada beberapa kendaraan.
- Penyebab utama penyetelan yang tidak tepat adalah keausan sepatu rem atau pegas pengembali yang lemah, yang bisa menyebabkan rem tidak bekerja secara efektif.
7. Skir atau Perbaikan Drum
- Jika permukaan drum mengalami kerusakan atau ketidakrataan akibat pengereman keras atau penggunaan jangka panjang, drum perlu diperbaiki dengan cara skir drum. Proses ini melibatkan penghalusan permukaan drum untuk mengembalikan kehalusan dan kerataan permukaannya sehingga rem bisa bekerja dengan efektif.
- Jika drum sudah terlalu tipis setelah beberapa kali skir atau mengalami kerusakan serius, penggantian drum menjadi pilihan terbaik.
Kesimpulan
Drum brake mobil merupakan sistem pengereman yang andal dan tahan lama, terutama untuk penggunaan pada kendaraan yang membutuhkan daya tahan lebih dalam kondisi beban berat atau lingkungan yang sering menggunakan rem. Meskipun teknologi pengereman cakram semakin dominan, drum brake masih memiliki peran penting, terutama dalam hal efisiensi biaya dan ketahanan terhadap kotoran serta keausan.
Dengan perawatan yang tepat, seperti pengecekan dan penggantian komponen secara berkala, drum brake dapat terus memberikan performa pengereman yang optimal. Pemahaman tentang fungsi dan perawatan drum brake mobil sangat penting bagi pemilik kendaraan untuk menjaga keselamatan dan kenyamanan berkendara, serta memaksimalkan umur pakai sistem pengereman.